Sabtu, 05 Maret 2011

Uji Identfikasi Lipid

I.    Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat memahami metode identifikasi lipid.

II.    Teori Dasar
Definisi lipid

Lipid adalah semua senyawa yang diproduksi oleh organisme, tidak larut dalam air tetapi dapat diekstraksi dengan pelarut yang dapat melarutkan lemak spt. kloroform, heksana, toluen, aseton. Lipid sangat bervariasi, dapat berbentuk lema, lilin, steorid,fospolipid.       
Kebanyakan lipid ditemukan dalam kombinasi dengan senyawa sederhana lainnya (seperti ester lilin, trigliserida, steril ester dan fosfolipid), kombinasi dengan karbohidrat (glikolipid), kombinasi dengan protein (lipoprotein).
Kelas lipida yang lain adalah steroid dan terpen. Steroid merupakan molekul kompleks yang larut di dalam lemak dengan empat cincin yang saling bergabung. Steroid yang paling banyak adalah sterol yang merupakan steroid alkohol. Kolesterol adalah sterol utama pada jaringan hewan. Kolesterol dan senyawa turunan esternya, dengan asam lemaknya yang berantai panjang adalah komponen penting dari plasma lipoprotein.
(R.Y. Ferry Burhan,2009)
Lipid yang paling sederhana dan banyak mengandung lemak sebagai penyusunnya adalah triasilgliserol. Triasilgliserol terdapat dalam berbagai jenis tergantung pada identitas dan letak ketiga komponen asam lemak yang terikat dengan ikatan ester oleh gliserol. Senyawa yang mengandung satu jenis asam lemak pada ketiga posisi disebut triasilgliserol sederhana (Lehninger 1982). Contohnya ialah tristeroil gliserol yang mengandung asam stearat, tripalmitoilgliserol yang mengandung asam palmitat, dan trioleilgliserol yang mengandung asam oleat. Triasilgliserol yang mengandung dua atau lebih asam lemak dinamakan triasilgliserol campuran (Lehninger 1982)
Salah satu jenis lipid adalah asam lemak yang merupakan asam organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon 4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang. Asam lemak yang terdapat di alam umumnya mengandung minimal satu atom karbon pusat tak jenuh dan memiliki jumlah atom karbon genap. Asam lemak dengan jumlah atom karbon 16 dan 18 terdapat dominan di alam (Lehninger 1982). Ciri khas yang umum dijumpai di semua lipid adalah kandungan hidrokarbonnya diturunkan dari polimerisasi asetat yang diikuti dengan reduksi rantai setelah rantai tersebut terbentuk (Kuchel 2006)
Lipid atau trigliserida merupakan bahan bakar utama hampir semua organisme disamping karbohidrat. Trigliserida adalah triester yang terbentuk dari gliserol dan asam-asam lemak. Trigliserida bersifat tidak larut dalam air, namun mudah larut dalam pelarut nonpolar seperti kloroform, benzena, atau eter. Trigliserida akan terhidrolisis jika dididihkan dengan asam atau basa. Hidrolisis trigliserida oleh basa kuat (KOH atau NaOH) akan menghasilkan suatu campuran sabun K+ atau Na+ dan gliserol. Hidrolisis trigliserida dengan asam akan menghasilkan gliserol dan asam-asam lemak penyusunnya.


               
Struktur asam lemak
( Girinda, 1986)

Fungsi Lipid

Lipid berperan penting dalam komponen struktur membran sel. Lemak dan minyak dalam bentuk trigliserol sebagai sumber penyimpan energi, lapisan pelindung, dan insulator organ-organ tubuh beberapa jenis lipid berfungsi sebagai sinyal kimia, pigmen, juga sebagai vitamin, dan hormon. Fosfolipida memiliki seperti trigliserida. Bedanya, pada fosfolipida satu asam lemaknya digantikan oleh gugus fosfat yang mengikat gugus alkohol yang mengandung nitrogen, contohnya yaitu fosfatidiletanolamin (sefalin), fosfatidilkolin (lesitin), dan fosfatidilserin (Gusntone 2007).
Lipid ini berfungsi sebagai bahan bakar dan sebagai energi kimia simpanan, serta merupakan lipid yang paling banyak dijumpai dan hampir terdapat pada semua organisme, namun tak dijumpai pada membran (Bickel et al 2009).
Beberapa peranan yang penting dari lipid adalah sbb :
1.    Komponen struktur membran
2.    Lapisan pada beberapa jasad
3.    Bentuk energi cadangan
4.    Komponen permukaan sel yang berperan dalam interaksi antara sel dengan senyawa kimia di luar sel.
5.    Komponen dalam proses pengangkutan melalui membran (transpor membran)

Ciri-ciri Asam Lemak

Ciri-cirinya, asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh (saturated acid), asam lemak tak jenuh (unsaturated acid), dan asam lemak poli-tak jenuh (polyunsaturated fatty acid) (Hart et al 2003).
 Asam lemak jenuh mengandung rantai lurus dari rantai karbon, misalnya asam palmitat. Asam lemak tak jenuh mengandung atom–atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap, Seperti asam oleat. Sementara itu, asam lemak poli-tak jenuh merupakan asam lemak yang diperlukan dalam hewan tingkat tinggi dan manusia. Contohnya ialah asam linoleat. Berdasarkan komponen dasarnya, lipid terbagi menjadi lipid sederhana yang mengandung asam lemak yang tak dapat disabunkan, lipid majemuk yang mengandung asam lemak yang dapat disabunkan, dan lipid turunan. Berdasarkan sumbernya, terdapat lemak hewan (animal fat), lemak susu ( milk fat), minyak ikan (fish oil), dan sebagainya (Mclntosh 2004).

Trigliserida

Ada dua macam trigliserida yaitu :
Trigliserida sederhana mengandung asam-asam lemak yang sama sebagai penyusunnya, trigliserida campuran mengandung dua atau tiga jenis asam lemak yang berbeda. Pada umumnya, trigliserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh bersifat cairan pada suhu kamar, disebut minyak, sedangkan trigliserida yang mengandung asam lemak jenuh bersifat padat yang sering disebut lemak.
Trigliserida bersifat tidak larut dalam air, namun mudah larut dalam pelarut nonpolar seperti kloroform, benzena, atau eter. Trigliserida akan terhidrolisis jika dididihkan dengan asam atau basa. Hidrolisis trigliserida oleh basa kuat (KOH atau NaOH) akan menghasilkan suatu campuran sabun K+ atau Na+ dan gliserol. Hidrolisis trigliserida dengan asam akan menghasilkan gliserol dan asam-asam lemak penyusunnya.Trigliserida dengan bagian utama asam lemak tidak jenuh dapat diubah secara kimia menjadi lemak padat oleh proses hidrogenasi sebagian ikatan gandanya. Jika terkena udara bebas, trigliserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh cenderung mengalami autooksidasi. Molekul oksigen dalam udara dapat bereaksi dengan asam lemak, sehingga memutuskan ikatan gandanya menjadi ikatan tunggal. Hal ini menyebabkan minyak mengalami ketengikan.( Lehninger,1988 )
Komposisi asam lemak dalam trigliserida terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak mempunyai ikatan rangkap, sedangkan asam lemak tidak jenuh adalah asam lemak yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap. Sumber asam lemak jenuh banyak terdapat dalam hewan, seperti asam palmitat dan asam stearat, sedangkan asam lemak tak jenuh kebanyakan berasal dari tanaman dan beberapa diantaranya merupakan asam lemak esensial seperti asam oleat dan asam linoleat.

Gliserol

Gliserol adalah senyawa kimia yang biasa disebut gliserin. Gliserol adalah gula alkohol, tidak berwarna, tidak berbau, berasa manis, tidak beracun, cairan yang viskos yang banyak digunakan sebagai formula-formula di segala bidang. Gliserol mempunyai tiga gugus alkohol yang sangat mudah larut dalam air. Gliserol merupakan produk samping dari suatu reaksi transestrifikasi minyak. Minyak bereaksi dengan alkohol membentuk gliserol dan methyl ester. Reaksi ini disebut reaksi transesterifikasi, yang ditunjukkan oleh Gambar 1
Methyl ester disebut sebagai fatty acid methyl ester (FAME) atau biodiesel, sedang gliserol yang dihasilkan adalah produk samping yang masih dapat dipasarkan.Gliserida merupakan ester dari alkohol gliserol. Tipe yang penting adalah lemak dan fosfolipid.
 (Jon Van Gerpen, 2005).

Degradasi Gliserol

Degradasi gliserol adalah salah satu cara meningkatkan nilai tambah gliserol. Dari degradasi gliserol didapatkan produk turunannya, antara lain :
1.    1,3-propanadiol, gas hidrogen, asam succinic, 1,2- propanadiol, dihidroksiaseton, poliester, poligliserol, polihidroksialkanoat
2.    Metanol, acetaldehida, propionaldehida, acrilein, allil alkohol, etanol, formaldehida, karbon monoksida, karbon dioksida dan hidrogen 1 (Jon Van Gerpen, 2005).
3.     metana, etana, butana, pentana, heksana dan heptana, CO, CO2 (Murata,. K, et al, 2007).

Degradasi gliserol telah banyak dilakukan dengan proses air subkritis maupun superkritis yang memerlukan suhu tinggi, tekanan tinggi, atau steam reforming maupun pirolisis yang memerlukan suhu tinggi tekanan atmosferik. Pada penelitian ini degradasi gliserol menggunakan gelombang mikro dengan memanfaatkan efek termal dan nontermal dari gelombang mikro agar reaksi degradasi gliserol berlangsung. Dengan gelombang mikro, reaksi degradasi gliserol yang membutuhkan energi tinggi dapat diharapkan berlangsung pada tekanan atmosferik dan suhu tinggi yang dapat dicapai dalam waktu yang singkat dengan adanya pemanasan dielektrik.(Jon Van Gerpen, 2005).

Fosfolipid

Fosfolipid memiliki kerangka gliserol. Fosfolipid memilik 2 gugus asil. Pada posisi ketiga dari kerangka gliserol di tempati oleh gugus fosfat yang terikat pada amino alkohol. Molekul fosfolipid dapat dipandang terdiri dari dua bagian, yaitu kepala dan ekor. Bagian kepala memiliki muatan positif dan negatif serta bagian ekor tanpa muatan. Bagian kepala karena bermuatan bersifat hidrofilik atau larut dalam air, sedangkan bagian ekor bersifat hidrofobik atau tidak larut dalam air. Fosfolipid di golongkan sebagai Lipid Amfipatik.Fungsi dari fosfolipid antara lain sebagai bahan penyusun membran sel.Beberapa funsi bilogik lan nya anatara lain adalah sebagai surfaktan paru yg mencegah perlekatan dinding alveoli paru sewaktu ekspirasi.Plasmalogen adalah suatu lipid yg mirip dengan Fosfolipid banyak di dapati sebagai komponen penyusun membran sel saraf dan otot.Gugus asil pertama plasmalogen terikat pada kerangka gliserolnya oleh ikatan eter,bukannya ikatan ester seperti fosfolipid.
Fosfolipid merupakan golongan senyawa lipid yang terdiri atas empat komponen, yaitu:
1) asam lemak,
2) gugus fosfat,
3) alkohol yang mengandung nitrogen, dan
4) suatu kerangka.
(Murata,. K, et al, 2007).

Alkohol

Alkohol adalah senyawa-senyawa dimana satu atau lebih atom hidrogen dalam sebuah alkana digantikan oleh sebuah gugus -OH.
         Jenis-jenis alkohol
Alkohol dapat dibagi kedalam beberapa kelompok tergantung pada bagaimana posisi gugus -OH dalam rantai atom-atom karbonnya. Masing-masing kelompok alkohol ini juga memiliki beberapa perbedaan kimiawi. (Jon Van Gerpen, 2005).

Kolesterol

Kolesterol merupakan komponen utama pada struktur selaput sel dan merupakan komponen utama sel otak dan saraf. Kolesterol merupakan bahan perantara untuk pembentukan sejumlah komponen penting seperti vitamin D, hormon seks, danasam empedu (untuk fungsi pencernaan ). Ikatan antara lemak (kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut Lipoprotein. Lipoprotein bertugas mengangkut lemakdari tempat pembentukannya menuju tempat penggunaannya. (Debey 1964)
Uji kelarutan

Uji kelarutan adalah untuk menentukan kelarutan lipid dalam air. Menentukan adanya lemak yang terlarut daalm pelarut tersebut.

Uji Penyabunan Minyak (Saponifikasi)
Suatu reaksi yang sangat berguna untuk fraksionasi lipid, adalah reaksi penyabunan. Alkali menghidrolisa lipid kompleks dan menghasilkan sabun dari komponen-komponen yang mengandung asam-asam lemak yang dapat diesterkan.

Uji akrolein

Uji akrolein adalah uji pada gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat pada lemak dan minyak bila mengalami dehidrasi akan membentuk aldehid akrilat atau disebut juga dengan akrolein. (Debey 1964)

Uji Liebermann-burchard

Uji Lieberman-Buchard adalah salah satu uji yang bersifat kuantitafif, dilakukan dengan menggunakan hasil dari uji Salkowski. (Murata,. K, et al, 2007).

III.    Alat dan Bahan
Alat    Bahan
o    Tabung reaksi
o    Pipet ukur
o    Erlenmeyer    o    Minyak Kelapa
o    Alkohol 96 %
o    Kloroform
o    Eter
o    Aquadest
o    Larutan Na2CO3 0.5 %
o    Margarin
o    Lemak Padat
o    Air Brom
o    NaOH

IV.    Prosedur Percobaan
Prosedur    Data Pengamatan
1.    Uji Kelarutan
Lima tabung reaksi diisi dengan aquadest, alkohol 96%, eter, kloroform, dan larutan natrium karbonat0.5 % sebanyak 1 ml.

Tiap tabung ditambahlkan dua tetes minyak

Dikocok hingga homogen, dibiarkan beberapa saat.

Diamati sifat kelarutannya


























2.    Uji Penyabunan Minyak (saponifikasi)
5 ml minyak kelapa dimasukkan kedalam erlenmeyer

Ditambahkan 1.5 g NaOH dan 25 ml alkohol 96%

Dipanaskan sampai mendidih selama 15 menit.

Tiga tetes larutan dipipet, kemudian larutkan dalam air.

Alkohol yang tersisa diuapkan sampai habis.


Dinginkan, lalu ditambahkan 75 ml aquadest dan panaskan sampai sabun larut.




3.    Uji Akrolein
Tiga tabung reaksi dimasukkan dengan 20 tetes olive oil, gliserol dan asam palmitat

Masing-masing tabung ditambahkan KHSO4, dipanaskan. Perhatikan bau masing-masing larutan yang menyengat.


















4.    Uji Lieberman-Burchard untuk Kolesterol
Kolesterol dilarutkan dalam kloroform hingga larut.

Ditambahkan 10 tetes asam asetat anhidrid dan 2 tetes asam sulfat pekat.

Dikocok perlahan-lahan dan dibiarkan beberapa menit.

Perhatikan perubahan warna yang terjadi    Aquadest + minyak         tidak larut, ada dua fasa. Fasa minyak diatas dan fasa air dibawah.

Alkohol + minyak        tidak larut, ada dua fasa. Fasa minyak diatas dan fasa alkohol dibawah.

Eter + minyak         larut, berwarna bening.

Kloroform + minyak       larut, agak keruh.

Na2CO3 + minyak        tidak larut, fasa minyak diatas dan larutan agak keruh.





Berat NaOH = 1,511 gr.
Minyak kelapa + NaOH + alkohol        larutan kuning jernih
Setelah dipanaskan warna berubah menjadi kuning keruh.

Setelah didinginkan, larutan memadat membentuk sabun + dipanaskan kembali dan ditambah 75 ml aquadest menjadi berwarna kuning jernih.



Olive oil + KHSO4         dua fasa, fasa minyak diatas berwarna kuning dan dibawah berwarna putih, setelah dipanaskan, berbau tengik.

Gliserol + KHSO4             menyatu atau larut, setelah dipanaskan menghasilkan bau yang sangat menyengat.

Asam palmitat + KHSO4             ada sedikit gumpalan, setelah dipanaskan menghasilkan bau yang menyengat.


Kolesterol + kloroform        larutan menjadi bening, dan setelah ditambah asam asetat anhidrat terbentuk dua fase seperti minyak, setelah ditambah asam sulfat larutan berwarna agak hijau (positif).





V.    Pembahasan

Pada percobaan pertama yang kita lakukan yaitu uji kelarutan lipid, pada tabung 1 yang berisi air dan minyak hasil yang diperoleh yaitu terdapatnya minyak di atas permukaan air yang tidak menyatu hal tersebut menunjukan kepolaran air dan lipid berbeda, dimana air bersifat polar sedangkan lipid bersifat nonpolar selain itu karena lipid akan terdispersi ke dalam air. Selain itu , Pada uji kelarutan ini , hampir semua jenis lipid, yaitu lemak dan minyak tidak larut dalam pelarut polar seperti air, namun larut dalam pelarut non polar seperti kloroform, eter, dan benzena. Asam oleat dan gliserol larut dalam air maupun alkohol. Hal ini disebabkan karena pada gliserol dan asam oleat mempunyai kepala polar berupa gugus -OH yang dapat berikatan hidrogen dengan molekul air ataupun alkohol. Pada tabung 2 yang berisi alkohol dan minyak hasil yang diperoleh yaitu minyak terdapat pada bagian dasar tabung hal ini disebabkan karena pada gliserol dan minyak mempunyai kepala polar berupa gugus -OH yang dapat berikatan hidrogen dengan molekul alkohol dengan molekul air ataupun alkohol. Pada tabung 3 berisi eter ditambahkan dengan miyak hasilnya minyak larut dalam eter dan berwarna bening, ini dikarenakan eter bersifat organik nonpolar. Pada tabung 4 yang berisi kloroform dan minyak hasil yang diperoleh yaitu larutan bersatu menjadi homogen dengan warna sedikit putih keruh kekuningan hal tersebut karena kloroform bersifat organik nonpolar. Pada tabung 5 minyak ditambahkan dengan Natrium Karbonat, hasilnya minyak tidak larut dalam Natrium Karbonat. Sehingga terbentuk dua fasa, fasa minyak diatas dan larutan agak keruh. Ini dikarenakan Natrium bersifat polar.
Pada percobaan ke-2 yang kita lakukan yaitu uji Penyabunan Minyak (Saponifikasi). Minyak kelapa ditambahkan dengan NaOH dengan berat 1,511 gr kemudian ditambahkan dengan alkohol larutan menjadi berwarna kuning jernih. Setelah dipanaskan larutan menjadi kuning keruh. Setelah dipanaskan memadat membentuk sabun ditambahkan 75 ml aquadest menjadi berwarna kuning jernih.
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi penyabunan tersebut adalah sebagai berikut:
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH -> C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR.
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.
Pada percobaan ke-3 yang kita lakukan yaitu uji Akrolein, pada tabung 1 yang berisi 20 tetes olive oil dan KHSO4 hasil yang diperoleh yaitu terdapatnya dua fase yang berbeda dan tidak menyatu pada atas permukaan tabung berwarna kuning sedangkan pada dasar tabung berwarna putih dan menghasilkan bau seperti bau minyak yang menunjukan hasil positif (+) hal tersebut karena olive oil yang setelah dipanaskan akan mengalami dehidrasi  sehingga membentuk aldehid akrilat atau disebut juga dengan akrolein, selain itu Pada dasarnya olive oil merupakan lemak tak jenuh. Ketengikan disebabkan oleh adanya reaksi antara molekul oksigen dengan asam lemak berikatan ganda. Ketengikan juga dapat terjadi bila triasilgliserol yang mengandung asam lemak tak jenuh mengalami proses oksidasi. Bila terkena udara, asam lemak tak jenuh cenderung mengalami autooksidasi, autooksidasi dimulai dengan pembentukan radikal-radikal bebas yag disebabkan oleh faktor-faktor antara lain cahaya, panas, peroksida lemak, dan logam-logam berat seperti Cu, Fe, Co, dan Mn. Molekul oksigen dapat bereaksi dengan asam lemak berikatan ganda dan menghasilkan produk kompleks yang menyebabkan timbulnya rasa dan bau meyimpang pada lemak. Hal-hal yang mempengaruhi ketengikan ini adalah proses penyimpanan bahan uji yang cukup lama dan kurang tertutup, sehingga berinteraksi dengan udara bebas yang menyebabkannya menjadi tengik.
Pada tabung 2 yang berisi gliserol dan KHSO4 hasil yang diperoleh larutan menjadi larut (menyatu), dan menghasilkan bau yang terlalu menyengat dibandingkan dengan bau olive oil. Hal ini disebabkan karena gliserol dalam bentuk bebas akan mengalami dehidrasi membentuk aldehid akrilat atau akrolein. Senyawa pendehidrasi dalam uji ini adalah KHSO4 yang menarik molekul air dari gliserol. Pada teorinya, hanya gliserol dalam bentuk bebas atau yang terikat berupa senyawa yang akan membentuk akrolein, sedangkan asam-asam lemak tidak.  Bau gliserol disebabkan karena gliserol mudah membentuk akrolein. Akrolein mudah diketahui sehingga rekasinya digunakan untuk mendeteksi keberadaan gliserol pada suatu senyawa. (Lehninger,1982).
Penambahan KHSO4 berfungsi untuk mengikat air atau penhidrasi. Senyawa KHSO4 akan bereaksi dengan sampel dan jika dipanaskan akan meleleh sehigga timbul asap dan bau (Wharton 1972).
Pada tabung 3 asam palmitat ditambah dengan KHSO4 menghasilkan sedikit gumpalan, kemudian setelah dipanaskan menghasilkan bau tengik. Dari urutan bau tengik ketiga senyawa tersebut adalah gliserol, olive oil kemudian asam palmitat.
Pada percobaan ke-4 dilakukan uji Lieberman-Burchard untuk kolesterol, dimana sedikit kolesterol dilarutkan dalam kloroform dan ditambahkan 10 tetes asam asetat anhidrat dan 2 tetes asam sulfat pekat. Setelah dikocok hasil yang diperoleh yaitu terjadi perubahan warna yang pada awalnya berwarna bening berubah menjadi hijau. Hal tersebut menunjukkan hasil positif kerena pada larutan timbul warna hijau kebiruan dimana warna tersebut menunjukkan hasil yang positif. Dimana warna hijau kebiruan berasal dari permanganat yang dapat menunjukkan reaksi antara kolesterol dengan asam asetat anhidrat dan dapat digunakan untuk mengukur kadar kolesterol secara kalorimetri. Semakin banyak warna hijau yang terbentuk maka semakin banyak kolesterol yang terkandung didalam bahan tersebut (Gunstone et al 2007).




VI.    Kesimpulan

•    Dari hasil pengamatan yang diperoleh, lipid larut dalam pelarut nonpolar  seperti kloroform, atau eter tetapi tidak larut dalam air, alkohol, dan Na2CO3. 
•    Pada uji saponifikasi menghasilkan sabun yang cukup baik. Hasil dari saponifikasi sebenarnya adalah berupa gliserol dan sabun natrium.
•    Pada uji akrololein semua bahan mengandung gliserol yang membedakannya hanya intensitas bau yang ditimbulkan. Pada uji akrolein olive oil ditambah KHSO4 berbau tengik. Begitu juga dengan gliserol dan asam palmitat. Dari ketiga bau yang ditimbulkan tersebut, bau gliserol paling menyengat.
•    Pada uji lieberman-burchard untuk kolesterol hasil yang diperoleh positif, yaitu terdapatnya larutan berwarna hijau.


VII.    Daftar pustaka

Gunstone FD, Harwood JL & Dijkstra AJ (Editors). 2007. The Lipid Handbook (3rd Edition). Boca Raton: CRC Pr.

Hart H, Craine LE, Hart DJ. 2003. Kimia Organik. Suatu Kuliah Singkat. Ed ke-11. Achmadi SS, penerjamah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Organic Chemistry A Short Course/Eleventh Edition.

Jon Van Gerpen, (2005), Biodiesel Processing And Production, Fuel Processing Technology, 86, 1097-1107.

http://sukseskimia-sukseskimia.blogspot.com/2010/04/laporan-biokimia-lipid.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar